Jumat, 26 Mei 2017

PEMBERI MAAFMU MENJADIKAN SEBAB AKU DAN KAMU MASUK SURGA



PEMBERI MAAFMU MENJADIKAN SEBAB
AKU DAN KAMU MASUK SURGA

Pada suatu hari, Rasulullah SAW sedang berkumpul dengan para sahabatnya. Di tengah para sahabatnya tiba-tiba Rasulullah SAW tertawa ringan, sampai-sampai terlihat gigi depannya.  Umar r.a yang berada disitu berkata. “Demi engkau, ayah dan ibu sebagai tebusannya, apa yang membuatmu tertawa wahai Rasulullah…?” rasulullah SAW menjawab, “Aku diberitahu bahwa pada hari kiamat nanti, ada dua orang yang duduk bersimpuh sambil menundukkan kepala mereka dihadapan Allah. Salah satunya mengadu kepada Allah sambil berkata, “Ya Rabb ambilkan kebaikan dari orang ini untukku karena dulu ia pernah berbuat zalim kepadaku. Allah SWT berkata, “Bagaimana mungkin saudaramu ini bisa melakukan itu, karena tidak ada kebaikan di dalam dirinya…?
Orang itu berkata, “Ya Rabb, kalau begitu, biarlah dosa-dosaku dipikul olehnya”. Sampai disini, maka Rasullah SAW berkaca-kaca. Beliau Rasulullah SAW tidak mampu menahan tetesan air matanya. Beliau menangis…lalu beliau Rasulullah berkata, “Hari itu adalah hari yang begitu mencengkam, dimana setiap manusia ingin agar orang lain yang memikul dosa-dosanya. Rasulullah menlanjutkan kisahnya.
Lalu Allah berkata, kepada orang yang mengadu tadi, “Angkat kepalamu…!” orang itu mengangkat kepalanya, lalu ia berkata. “Ya Rabb akau melihat di depanku ada tempat yang terbuat dari emas dan istana-istana yang terbuat dari emas dan perak bertatahkan intan permata. Istana-istana itu untuk Nabi yang mana ya Rabb? Untuk orang jujur yang mana ya Rabb? Untuk syahid yang mana ya Rabb? Allah berkata, “Istana-istana itu diberikan kepada orang yang mampu membayar harganya”. Orang itu berkata, “Siapa yang bakal mampu membayar harganya, ya Rabb?” engkau mampu membayar harganya. Orang itu terheran-heran sambil berkata, “dengan cara apa aku membayarnya, ya Rabb?” Allah berkata, “Caranya engkau memaafkan saudaramu yang duduk di sebelahmu, yang kau adukan kezalimannya kepada-Ku”. Orang itu berkata, “Ya Rabb kini aku memaafkannya”. Setelah menceriterakan kisah itu, Rasulullah SAW berkata, “Bertawakalah kalian kepada Allah dan hendaklah kalian saling berdamai. Sesunggunya Allah mendamaikan persoalan yang terjadi di antara kaum muslimin.
Kisah di atas terdapat dalam hadits yang diriwayatkan oleh imam al-Hakim dengan sanad yang shahih.
Saudaraku pekerjaan hati yang nilainya tinggi dihadapan Allah adalah minta maaf, memberi maaf dan saling memaafkan. Semoga lelah kita menjadi manfaat dihari perhitungan. Aamiin. Saudaraku menjelang bulan ramadhon kami sekeluarga mengaturkan mohon maaf lahir dan batin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar